Kamis, 03 Januari 2019

Tragedi Bharatayuda dan Demokrasi Indonesia


“Tidak mudah mengurus sebuah negri, wong mengurus diri sendiri aja susah” begitu kata mbah patekah kepadaku. Tidak usah bermimpi untuk menjadi seorang pemimpin dijaman demokrasi ini, bermimpilah menjadi orang baik, maka hidupmu akan mulia, lanjut beliau.

Jumat, 30 Maret 2018

Weekend

Bagi kalian yang sedang weekend nikmatilah dan jangan mengeluh. Masih banyak teman-teman disana (sini juga) tidak ada jadwal weekend panjang,

Semangat Bekerja

Bekerja (kerja pada instansi) itu merupakan hal yang sangat mengasyikan, kita dituntut untuk tahan banting menghadapi keadaan ekstrim, dituntut menyelesaikan tugas-tugas kantor yang terkadang ngga masuk akal.

Minggu, 18 September 2016

K.H. Hasyim Asy’ari
K.H Hasyim Asy’ari  adalah putra dari 10 bersaudara[1] pasangan dari Kiai Asy’ari dan ibu nyai halimah. K.H. Hasyim Asy’ari kecil dilahirkan di desa nggedang, jombang jawa timur pada tanggal 24 Dzulqa’dah 1287 H bertepatan dengan tanggal 14 Februari 1871 M. Ayahnya adalah pendiri pesantren Keras. Kakek dari  pihak ayah, kiai usman adalah pendiri pondok pesantren Gedang. Pada masa kecilnya K.H. Hasyim asy’ari belajar kepada orang tuanya sendiri, pada umur 13 tahun K.H. Hasyim Asy’ari kecil telah sampai pada taraf badal atau guru pengganti, tidak jarang murid yang diajarnya lebih tua umurnya dibandingkan dengan umur beliau. Ketika berumur 15 tahun ia mulai mengembara mencari ilmu ke berbagai pesantren di daerah jawa dan Madura.[2] Ketika usianya mencapai 21 tahun tepatnya tahun 1891, K.H Hasyim Asy’ari diambil menantu oleh Kiai Ya’kub, pemimpin Pesantren Siwalan Panji. Ia dinikahkan dengan Khadijah.