KEBENARAN NON-ILMIAH
A. Pendahulu
Puji syukur
kehadirat allah swt. Atas segala rahmat dan nikmat-nya kepada kita yang tiada tara. Shalawat dan
salam senantiasa kami panjatkan kepada baginda nabi Muhammad saw yang telah
mengorbankan segala jiwa raganya untuk menegakkan kebenaran.
Filsafat ilmu
merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat
ilmu yang dilihat dari seginontologi,
epistemology maupun aksiologi. Dalam filsafat ilmu terdapat sebuah materi yang
menurut kami sangat fundamental, karena dalam materi ini suatu permasalahan
sulit untuk dibuktikan prosesnya akantetapi ada hasilnya atau bentuk hasil
ahirnya atau popular dengan sebutan kebenaran non ilmiah. Kebenaran non-ilmiah
memiliki lima karakter,yaitu: pengetahuan biasa,wahyu,mitos,mistik dan intuisi.
Dalam makalah
ini kami akan membahas permasalahan yang berhubungan dengan materi kebenaran
non-ilmiah, yaitu mistik, santet, karamah dan kedudukannya dimasa moderen.
B.
Mistik
Dalam kamus
besar bahasa Indonesia, arti mistik sama dengan taswuf atau suluk, yaituajaran
atau kepercayaan bahwa pengetahuan kepada kebenaran dan allah dapat dicapai
dengan jalan penglihatan batin, renungan, dan sebagainya. Pengetahuan yang
termasuk supra-rasional ini kadang-kadang memiliki bukti empiris , tetapi
kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris, sedangkan Dimensi
Mistik dalam Islam Kebatinan merupakan hal yang tidak tabu lagi didengar.
dimensi mistik mengambarkan corak yang selalu dikaitkan dengan hal yang ghaib.
dalam islam kebatinan dimensi mistik selalu melekat dengan orang-orang yang
cendrung dan mngerah kepad hal mistik.islam membagi sifat mistik menjadi dua,
yaitu: mistik biasa dan mistik magis[1].
1)
Mistik
biasa adalah mistik tanpa kekuatan tertentu (tasawuf)
2)
Mistik
magis adalah mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk
mencapai tujuan tertentu. Mistik magis ada dua jenis, yaitu:
I.
Mistik-magis-putihberasal
dari langit dan bersandar pada tuhan.
II.
Mistik-magis-hitambersandar
dan bergantuk kepada kekuatan diatas rata-rata maunusia (setan atau roh jahat).
C.
Santet dan karamah
Santet atau
sihir adalah sebuah ilmu mistik-magis yang termasuk dalam ilmu hitam, Santet
tidak hanya dikenal di Jawa (Jawa Barat disebut teluh ganggaong atau sogra),
melainkan hadir juga di berbagai daerah lain dengan beragam nama. Di Bali
terkenal dengan desti, leak, atau teluh terangjana, di Maluku dan Papua dengan
suangi, di Sumatra Utara begu ganjang, di Sumatra Barat puntianak, dan masih
banyak yang lain lagi.Di Afrika dikenal voodoo. Di belahan Eropa, orang
mengenal tukang sihir. Masih banyak istilah dengan teknik dan cara kerja yang
sama dengan santet dipraktikkan di negara-negara lain, selain Indonesia.
Santet, menurut
Prof. Dr. Th. Ronny Nitibaskara, termasuk sorcery (ilmu tenung) atau witch
craft (ilmu sihir). “Keduanya masuk dalam black magic atau ilmu hitam,” kata
guru besar kriminologi dari Universitas Indonesia itu.Ilmu ini sudah digunakan
sejak zaman Nabi Musa. Tentu kebanyakan dari kita tahu kisah ketika Nabi Musa ditantang
oleh para tukang sihir yang dimiliki Raja Firaun.Walau itu atas perintah Tuhan,
Musa melepaskan tongkat gembalanya. Jadilah tongkat itu ular besar yang
mengalahkan ular-ular ciptaan para tukang sihir Firaun[2].
Di Indonesia
santet marak terjadi, terahir-terahir ini telah disiarkan dalam sebuah telefisi
suasta bahwa seorang perempuan mengeluarkan kawat dari dalam perutnya, dalam
berita disebutkan bahwa ketika dilihat melalui alat canggih “ronsen”
asal muasal benda tersebut tidak di ketahui, masih banyak cerita tentang
kejadian aneh seperti tadi yang tidak mungkin kami ceritakan satu-persatu dalam
makalah yang singkat ini.
Sedangkan Karamah adalah kejadian di luar kebiasaan,
yang Allah Subhanahu
wa Ta’ala jalankan lewat tangan salah seorang wali-Nya dalam rangka
membantunya pada perkara agama atau dunia, namun tidak disertai dengan nubuwwah
(kenabian) bagi wali tersebut. Karena bila disertai dengan nubuwwah berarti mu’jizat bukan karamah[3].
Rasulullah Saw. dalam sabdanya, Sesungguhnya
ada golongan hamba Allah yang bukan termasuk nabi dan bukan syuhada (syahid),
yang pada hari kiamat nanti mereka menempati tempat para nabi dan syuhada. Para
sahabat lalu bertanya, Ya, Rasulullah, beritahu kami siapa mereka itu? Apa
pekerjaan mereka ? Semoga kami bisa mencintai mereka. Nabi menjawab, Mereka
adalah satu kaum yang saling mencintai karena Allah, bukan karena hubungan satu
rahim, juga bukan karena harta yang mereka miliki. Demi Allah, wajah mereka
bercahaya. Mereka berada di atas mimbar cahaya, mereka tidak pernah takut
ketika orang-orang ketakutan, mereka juga tidak bersedih ketika orang-orang
merasa sedih (HR. Umar bin Khattab)[4].
Seperti kisah Ashabul Kahfi yang tertidur di gua selama ratusan tahun sementara
tubuh mereka tetap terjaga, tidak rusak binasa. Seperti pula kisah Maryam, ibu
Nabi ‘Isa ‘alaihissalam,
yang mendapatkan rizki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa
buah-buahan sementara ia beribadah dalam mihrabnya sehingga membuat heran Nabi
Zakaria ‘alaihissalam dengan pernyataannya:
أَنَّى لَكِ هذَا
… Dari mana engkau mendapatkan buah-buahan ini
(wahai Maryam). (Ali ‘Imran: 37)[5]
D.
Kepercayaan masyarakat
terhadap fenomena santet dan karamah
Percaya tidak
percaya masyarakat Indonesia harus mengatakan
ia terhadap fenomena-fenomena aneh yang telah terjadi di bumi pertiwi
ini, dalam sebuah blogs di sebutkan bahwa “Diam-diam, seorang pejabat yang
biasanya naik sedan mewah, rela berjalan kaki, berbecek-becek ria bahkan
mendaki perbukitan menembus belantara tanpa merasa lelah atau takut terkena
stroke atau serangan jantung. Ia rela bersusah payah melakukan perjalanan itu
demi mendatangi dukun yang dianggap sakti mandraguna di pelosok daerah yang alamatnya
sungguh terpencil,” kata profesor yang biasa dipanggil Ronny Nitibaskara ini[6].
Dari ungkapan professor tadi bias kita katakana bahwa masyarakat modern-pun
masih akrab menggunakan ilmu-ilmu hitam untuk memenuhi keinginan hawa nafsunya.
Tidak diragukan lagi bahwa masyarakat Indonesia “beragama islam”
pasti percaya atau yakin adanya fenomena-fenomena yang di luar jangkauan akal
manusia baik dari santen atau sihir dan juga karamah para aulia yang telah
banyak diceritakan oleh para ulama salaf dalam kitab-kitab karangan beliau dan
juga buku-buku yang beredar di Indonesia.
E.
Kesimpulan
Dalam kehidupan, setiap orang harus memilih antara jalan satu
dengan jalan yang lain yang allah sediakan beserta dengan
konsekwensi-konsekwensinya. Ada jalan yang allah ridloi dan allah laknati. oleh
karena itu kita harus berhati-hati dalam memilih sebuah jalan, jangan sampai
kita tersesat di jalan yang allah tidak mengridloinya.
F.
Daftar pustaka
Suhasti, ermi,2013,pengantar filsafat ilmu, Yogyakarta: prajnya
media.
[1]
Ermi suhasti,pengantar filsafat ilmu,Yogyakarta, prajnya media, 2012.hlm 69.
[4] http://kawansejati.org/kisah-kisah-karamah-wali-allah,
11 maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar