Jumat, 27 Desember 2013

Kebenaran Non-Ilmiah



KEBENARAN NON-ILMIAH



A.    Pendahulu
Puji syukur kehadirat allah swt. Atas segala rahmat dan nikmat-nya  kepada kita yang tiada tara. Shalawat dan salam senantiasa kami panjatkan kepada baginda nabi Muhammad saw yang telah mengorbankan segala jiwa raganya untuk menegakkan kebenaran.
Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu  yang dilihat dari seginontologi, epistemology maupun aksiologi. Dalam filsafat ilmu terdapat sebuah materi yang menurut kami sangat fundamental, karena dalam materi ini suatu permasalahan sulit untuk dibuktikan prosesnya akantetapi ada hasilnya atau bentuk hasil ahirnya atau popular dengan sebutan kebenaran non ilmiah. Kebenaran non-ilmiah memiliki lima karakter,yaitu: pengetahuan biasa,wahyu,mitos,mistik dan intuisi.
Dalam makalah ini kami akan membahas permasalahan yang berhubungan dengan materi kebenaran non-ilmiah, yaitu mistik, santet, karamah dan kedudukannya dimasa moderen.




B.   Mistik
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, arti mistik sama dengan taswuf atau suluk, yaituajaran atau kepercayaan bahwa pengetahuan kepada kebenaran dan allah dapat dicapai dengan jalan penglihatan batin, renungan, dan sebagainya. Pengetahuan yang termasuk supra-rasional ini kadang-kadang memiliki bukti empiris , tetapi kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris, sedangkan Dimensi Mistik dalam Islam Kebatinan merupakan hal yang tidak tabu lagi didengar. dimensi mistik mengambarkan corak yang selalu dikaitkan dengan hal yang ghaib. dalam islam kebatinan dimensi mistik selalu melekat dengan orang-orang yang cendrung dan mngerah kepad hal mistik.islam membagi sifat mistik menjadi dua, yaitu: mistik biasa dan mistik magis[1].
1)      Mistik biasa adalah mistik tanpa kekuatan tertentu (tasawuf)
2)      Mistik magis adalah mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu. Mistik magis ada dua jenis, yaitu:
                               I.            Mistik-magis-putihberasal dari langit dan bersandar pada tuhan.
                            II.            Mistik-magis-hitambersandar dan bergantuk kepada kekuatan diatas rata-rata maunusia (setan atau roh jahat).




C.   Santet dan karamah
Santet atau sihir adalah sebuah ilmu mistik-magis yang termasuk dalam ilmu hitam, Santet tidak hanya dikenal di Jawa (Jawa Barat disebut teluh ganggaong atau sogra), melainkan hadir juga di berbagai daerah lain dengan beragam nama. Di Bali terkenal dengan desti, leak, atau teluh terangjana, di Maluku dan Papua dengan suangi, di Sumatra Utara begu ganjang, di Sumatra Barat puntianak, dan masih banyak yang lain lagi.Di Afrika dikenal voodoo. Di belahan Eropa, orang mengenal tukang sihir. Masih banyak istilah dengan teknik dan cara kerja yang sama dengan santet dipraktikkan di negara-negara lain, selain Indonesia.
Santet, menurut Prof. Dr. Th. Ronny Nitibaskara, termasuk sorcery (ilmu tenung) atau witch craft (ilmu sihir). “Keduanya masuk dalam black magic atau ilmu hitam,” kata guru besar kriminologi dari Universitas Indonesia itu.Ilmu ini sudah digunakan sejak zaman Nabi Musa. Tentu kebanyakan dari kita tahu kisah ketika Nabi Musa ditantang oleh para tukang sihir yang dimiliki Raja Firaun.Walau itu atas perintah Tuhan, Musa melepaskan tongkat gembalanya. Jadilah tongkat itu ular besar yang mengalahkan ular-ular  ciptaan para tukang sihir Firaun[2].
Di Indonesia santet marak terjadi, terahir-terahir ini telah disiarkan dalam sebuah telefisi suasta bahwa seorang perempuan mengeluarkan kawat dari dalam perutnya, dalam berita disebutkan bahwa ketika dilihat melalui alat canggih “ronsen” asal muasal benda tersebut tidak di ketahui, masih banyak cerita tentang kejadian aneh seperti tadi yang tidak mungkin kami ceritakan satu-persatu dalam makalah yang singkat ini.
Sedangkan  Karamah adalah kejadian di luar kebiasaan, yang Allah Subhanahu wa Ta’ala jalankan lewat tangan salah seorang wali-Nya dalam rangka membantunya pada perkara agama atau dunia, namun tidak disertai dengan nubuwwah (kenabian) bagi wali tersebut. Karena bila disertai dengan nubuwwah berarti mu’jizat bukan karamah[3].
Rasulullah Saw. dalam sabdanya, Sesungguhnya ada golongan hamba Allah yang bukan termasuk nabi dan bukan syuhada (syahid), yang pada hari kiamat nanti mereka menempati tempat para nabi dan syuhada. Para sahabat lalu bertanya, Ya, Rasulullah, beritahu kami siapa mereka itu? Apa pekerjaan mereka ? Semoga kami bisa mencintai mereka. Nabi menjawab, Mereka adalah satu kaum yang saling mencintai karena Allah, bukan karena hubungan satu rahim, juga bukan karena harta yang mereka miliki. Demi Allah, wajah mereka bercahaya. Mereka berada di atas mimbar cahaya, mereka tidak pernah takut ketika orang-orang ketakutan, mereka juga tidak bersedih ketika orang-orang merasa sedih (HR. Umar bin Khattab)[4]. Seperti kisah Ashabul Kahfi yang tertidur di gua selama ratusan tahun sementara tubuh mereka tetap terjaga, tidak rusak binasa. Seperti pula kisah Maryam, ibu Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, yang mendapatkan rizki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa buah-buahan sementara ia beribadah dalam mihrabnya sehingga membuat heran Nabi Zakaria ‘alaihissalam dengan pernyataannya:
أَنَّى لَكِ هذَا
… Dari mana engkau mendapatkan buah-buahan ini (wahai Maryam). (Ali ‘Imran: 37)[5]

D.   Kepercayaan masyarakat  terhadap fenomena santet dan karamah 
Percaya tidak percaya masyarakat Indonesia harus mengatakan  ia terhadap fenomena-fenomena aneh yang telah terjadi di bumi pertiwi ini, dalam sebuah blogs di sebutkan bahwa “Diam-diam, seorang pejabat yang biasanya naik sedan mewah, rela berjalan kaki, berbecek-becek ria bahkan mendaki perbukitan menembus belantara tanpa merasa lelah atau takut terkena stroke atau serangan jantung. Ia rela bersusah payah melakukan perjalanan itu demi mendatangi dukun yang dianggap sakti mandraguna di pelosok daerah yang alamatnya sungguh terpencil,” kata profesor yang biasa dipanggil Ronny Nitibaskara ini[6]. Dari ungkapan professor tadi bias kita katakana bahwa masyarakat modern-pun masih akrab menggunakan ilmu-ilmu hitam untuk memenuhi keinginan hawa nafsunya.
Tidak diragukan lagi bahwa masyarakat Indonesia “beragama islam” pasti percaya atau yakin adanya fenomena-fenomena yang di luar jangkauan akal manusia baik dari santen atau sihir dan juga karamah para aulia yang telah banyak diceritakan oleh para ulama salaf dalam kitab-kitab karangan beliau dan juga buku-buku yang beredar di Indonesia.




E.   Kesimpulan
Dalam kehidupan, setiap orang harus memilih antara jalan satu dengan jalan yang lain yang allah sediakan beserta dengan konsekwensi-konsekwensinya. Ada jalan yang allah ridloi dan allah laknati. oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam memilih sebuah jalan, jangan sampai kita tersesat di jalan yang allah tidak mengridloinya.
















F.      Daftar pustaka

Suhasti, ermi,2013,pengantar filsafat ilmu, Yogyakarta: prajnya media.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar