Minggu, 09 Maret 2014

Guruku, Masihkah Engkau Tersenyum di Sana?



Saat ini banyak sekali partai-partai yang menampakkan para petingginya di baliho-baliho sepanduk yang berada dipinggir jalan supaya banyak masa yang ikut kepada partai tersebut. Mungkin anggapan mereka wibawa dari para petingginya bisa menaikan masa ya,,, . memang unsur politik itu tidak bisa lepas dari kehidupan ini, mulai dari lingkup rumah tangga, RT, RW, lurah dan sampai lingkup Negara. Oleh karena itu, sebagai warga yang baik kita juga harus selektif dalam memilih, agar apa yang kita pilih bisa benar-benar orang yang mempunyai integritas menjadi seorang pemimpin.

Tak beda jauh dengan dunia luar, pada dunia pendidikanpun dari lingkup pelajar sendiri sudah terjadi pergulatan politik yang sangat memanas, dimana para pemain politik dari pelajar atau mahasiswa ini sudah memikirkan bagaimana caranya agar orang atau partai yang ia dukung bias memenagi dalam pemilihn umum tingkat sekolah atau kampus. Kecurangan-kecuranganpun seringkali terjadi pada dunia politik pelajar atau mahasiswa. Ketika penerus bangsa sendiri sudah seperti ini,,, bagaimana kah masa depan nasib bangsa Indonesia ini??? “wallau a’lam”
Menyikapi dunia politik mahasiswa yang ada disekitar kita, banyak sekali Organisasi Mahasisa yang mengusung foto-foto orang besar didalam sepanduknya. Mulai dari tokoh masyarakat dari alumni Organisasi Mahasiswa itu sendiri sampai orang-orang besar yang sangat berpengaruh di Negara ini, Guru-guru besar dipampangkan oleh mereka, agar mereka bias menarik masa yangbanyak. mungkin itu sudah menjadi permasalahn yang biasa ya,,, “karena kita sendiri sudah diberikan contoh oleh para pemimpin kita,,, jadi, mau melihat contoh dari mana lagi, kalau bukan dari pemimpin negri ini??? Hehe”.
Permasalahan yang kami usung dari judul di atas bukanlah permasalahan-permasalahan yang kami paparkan tadi, akan tetapi permasalahannya adalah ketika para Organisasi Mahasiswa tadi turun jalan “bergerak” dan melewati batas kewajaran, dimana mereka mulai berani merusak inventaris Negara, mengganggu ketertiban masyarakat. yang sebenarnya ingin meminta haknya akan tetapi dengan sikap yang seperti itu mungkin sudah termasuk hal yang melewati batas kewajaran, bakar-bakar ban, mengganggu lalulintas, mengusik ketenangan kampus dll. Dengan mengatakan berjuang akan tetapi menggunakan nafsunya, bukan menggunakan akal sehatnya.
Padeahal foto-foto yang mereka pampang di sepanduknya adalah foto-foto orang yang berwibawa, ahli dalam bidang agama dan bidang umum, ahli siyasat, tahu etika politik, etika perang ketika melawan penjajah sehingga mereka berhasil mewujudkan kemedekaan Indonesia dengan tanpa melanggar Hak Asasi Manusia. Dengan mengatakan bismillah kami tegakkan amar makruf nahi munkar dengan jalan bil makruf.
Grurku,,,
Melihat murid-muridmu seperti ini,,,
Masihkah engkau tersenyum disana,,,?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar